Anto adalah anak pintar, tekun, dan rajin belajar. Kalau dibilang nerd (Orang aneh), mungkin iya... tapi nerdy-nya Anto beda, dia punya impian gede banget: jadi perwira TNI! Dia rela curahkan segala daya dan upaya demi cita-citanya. Bahkan, kalau ada cinta yang nyerempet, langsung dia tolak pakai alasan, “Maaf ya, prioritas utamaku cuma buku dan belajar.” Ya, beneran kayak robot belajarnya.
Tapi di sisi lain, Anto ini sebetulnya juga manusia biasa. Ada satu wanita yang diam-diam dia taksir sejak SMP, namanya Anti. Mereka satu kelas dari SMP sampai SMA. Anti tau kok Anto suka sama dia. Tapi masalahnya, Anto ini kayak orang bisu soal cinta. Gak pernah nyerahin sepucuk surat cinta atau sekadar bilang, "Anti, aku suka kamu." Karena? Ya itu tadi, otaknya cuma mikirin buku dan cita-cita jadi tentara.
Nah, pas kelas III SMA, mereka kembali satu kelas lagi. Tapi kali ini ada twist dramatis bak sinetron! Anti duduk bareng Ifan, cowok yang nggak kalah cakep dan cool-nya. Anto cuma bisa terdiam, nahan sakit hatinya dalam-dalam sambil berkata dalam hati, “Ifan sih santai aja, tapi gua lagi masa depan-in hidup lu bro.”
Namun, Anto tetap sabar. Dia fokus belajar, belajar, dan belajar. Akhirnya, cita-citanya tercapai! Dia diterima jadi taruna Akmil. Saat itulah, dengan gaya militer khasnya yang super tegas, Anto menghadap Anti dan berkata,
"Kamu boleh pacaran sama siapa aja selama aku di pendidikan. TAPI, pas aku lulus, kamu harus jadi milikku!"
Anti hanya bisa melongo seperti emoji WhatsApp, sementara Ifan yang sudah resmi jadian sama Anti cuma bisa senyum kecut. "Oke, ini bakal seru," pikir Ifan dalam hati. Aku yang berada dikelas yang sama hanya bisa melihat drama ini sambil memakan Tempe sobek hasil pengamanan siswa sekitar.
Singkat cerita, waktu berlalu. Anto berhasil lulus jadi perwira TNI sesuai impiannya. Sementara Ifan juga gak kalah hebat, dia jadi bintara. Mereka berdua sama-sama dibanggakan keluarga. Tapi drama cinta segitiga ini belum selesai!
Suatu hari, Ifan dan Anti sedang kencan naik motor. Tiba-tiba... brak! Motor mereka nabrak pohon karena Ifan keasyikan ngobrol romantis sama Anti. Alhasil, mereka berdua masuk rumah sakit. Luka-lukanya gak parah, cuma lecet-lecet dikit. Tapi, nasib berkata lain. Siapa yang datang menjenguk? Ya, Anto! Dengan seragam gagahnya, dia masuk ke ruangan pasien.
Begitu lihat Anto, Ifan langsung berdiri tegap memberi hormat ala militer—meskipun masih pake baju rumah sakit. Anto balas hormat dengan wajah dingin. Suasana jadi awkward banget, kayak adegan FTV Indosiar tapi versi lebih absurd.
Lalu bagaimana endingnya? Siapa yang menang? Ifan atau Anto?
Jawabannya… NGGAK ADA!
Setelah banyak pertimbangan (dan mungkin karena capek ribut), mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk move on. Anto, Ifan, dan Anti sama-sama sadar bahwa mereka nggak mau saling menyakiti. Jadi mereka sepakat mencari pasangan baru di luar sana. Anto nikah sama cewek yang ngidolain dia diluar sana, Ifan dapet gebetan hasil info dari temannya, dan Anti ketemu cowok biasa aja namun berpendidikan tapi bikin dia bahagia.
Endingnya? Biasa-biasa aja, kayak sinetron yang dipotong sponsor. Tapi pelajaran moralnya jelas: kadang cinta gak selalu harus dimiliki. Kadang, persahabatan dan kebahagiaan orang lain lebih penting daripada ego kita sendiri. Lagi-lagi aku hanya bisa makan tempe sobek sambil menulis kisah ini.
Moral cerita: Kalau kamu ditaksir temen sekelas dari SMP sampe SMA tapi gak nyerahin surat cinta, mending langsung gas aja. Ntar keduluan sama temen loh!