Dibalik Sarang Lebah Eps 7 – Cinta, Basket, dan Endorse Bikini

Pencapaian cinta tertinggi? Ah, itu bukan soal rasa, bro. Itu soal akses. Di angkatan kami, cuma dua orang yang berhasil "menembus batas": Dian dan Marvel. Sementara kami sibuk berebut cinta lokal di radius 50-meter dari ruang kelas, mereka sudah level inter-district alias interlocal dalam Bahasa wartel.

Dian ini semacam "anak tua" di kelompok kami. Saat kami masih deg-degan cuma buat ngasih cokelat ke junior, Dian sudah punya pacar anak kuliahan. Bayangkan! Baru kelas 1 SMA, dia sudah ngobrolin skripsi. Jadi, waktu kami galau soal cinta segitiga di sekolah, Dian malah sibuk dengan "cinta segi tak beraturan" karena pacarnya sudah mulai sibuk praktik lapangan.

Dia ini terlalu maju untuk zamannya. Kalau kami adalah para lebah yang cuma bisa memutari bunga lokal, Dian sudah jadi drone yang terbang jauh ke ladang bunga kampus-kampus dikota. Kami bingung, ini manusia apa alien? Tapi salut, dia mengajarkan kami bahwa cinta memang seperti teknologi: selalu ada yang jadi early adopter.


Kalau Dian itu veteran, Marvel adalah seniman atau lebih tepatnya seniman cinta. Karier cintanya bermula dari basket. Tiap kali dia bikin shooting point, cewek-cewek di tribun langsung meleleh. Tapi, Marvel tidak berhenti di sana. Dia tak puas cuma jadi idola sekolah. Puncak kariernya adalah menaklukkan hati gadis tercantik dari SMA favorit di Jember. Kami yang cuma bisa melihat dari jauh cewek itu langsung melongo waktu dengar kabar Marvel berhasil "menyatakan cinta." Awalnya Marvel juga ragu. Katanya, "Aku nggak PD, bro." Tapi ternyata Marvel punya momen keajaiban. Saat dia menyatakan cinta, cewek itu bilang, "Gak." Semua langsung tegang. Marvel pucat seperti tembok kos. Tapi lanjutannya adalah, "Gak nolak." BOOM! Marvel langsung merasa seperti pemenang NBA. Kami? Hanya lebah-lebah sedih yang iri melihat raja dan ratu ini jalan-jalan bareng. Kulit mereka sama-sama glowing, seperti pasangan di sinetron, bikin kami semua seperti figuran yang cuma jadi latar belakang.

Setelah lulus, karier Marvel cukup sukses. Dia jadi manajer bank, pakai jas keren, dan kayaknya hidupnya sempurna. Tapi, bagaimana nasib sang ratu cantik? Ternyata dia jadi selebgram dengan ratusan ribu followers! Wah, makin cantik pula, kayak artis ibu kota. Tapi ada satu plot twist: dia sering dapat endorse produk 17+. Model baju seksi, bikini, dan sebagainya. Iya, dia kini jadi "santapan visual" para lelaki di dunia maya. Dan Marvel? Kami nggak tahu apakah dia bangga atau pasrah setiap kali kami uploud foto ceweknya di grup WhatsApp dengan komentar, "Cieee, mantan ratu Jember!"

Begitulah cinta di masa SMA kami: antara veteran yang terlalu cepat dewasa dan raja basket yang kena karma endorsement. Kami? Masih setia menjadi lebah-lebah biasa yang hanya bisa berbisik, "Yah, minimal Dian dan Marvel sudah membuktikan bahwa cinta itu ada... walau kadang akhirnya cuma bikin ketawa." Lantas bagaimana Nasib Dian? kita tunggu episode berikutnya!.