Setibanya di area Candi Prambanan, aku dan rombongan langsung merasakan nuansa sejarah yang begitu kental. Setelah memarkir Bus Double Decker, kami menuju loket tiket yang tertata rapi. Harga tiket berkisar 85 ribu untuk umum dan 50 ribu untuk kunjungan wisata pendidikan, dan dengan semangat, aku segera berjalan menuju pintu masuk utama. Saat melewati gerbang utama, suasana asri dan panas langsung menyambut kami maklum waktu menunjukan pukul 11.30. Pohon-pohon rindang dan taman yang terawat menjadi pembuka perjalanan. Tidak jauh dari situ, tampak megah deretan candi-candi yang menjulang, dengan latar belakang langit biru yang cerah. aku berhenti sejenak di area depan untuk mengambil foto, mengabadikan momen pertama ini.
Langkah lanjutkan menuju kompleks utama, yaitu Candi Siwa, candi terbesar di Prambanan. Di tangga menuju puncaknya, ukiran-ukiran indah menghiasi setiap sisi dinding. aku membaca kisah Ramayana yang terpahat rapi, mencoba memahami sejarah dan cerita di baliknya. Di dalam, patung Siwa Mahadewa berdiri megah, memberikan kesan yang sakral. Setelah puas mengelilingi Candi Siwa, aku melanjutkan ke Candi Brahma dan Candi Wisnu tapi hanya dari luarnya saja karena aku harus bergegas keluar untuk melaksanakan sholat jumat. Ukurannya memang lebih kecil, tetapi tak kalah megah. Panduan yang tersedia memberikan informasi menarik tentang dewa-dewa Hindu yang menjadi dedikasi candi-candi ini.
aku juga menjelajahi area candi-candi pendamping, yaitu candi perwara. Di sini, kami menikmati pemandangan yang menakjubkan: barisan candi kecil dengan latar belakang Gunung Merapi di kejauhan. Angin sepoi-sepoi membuat suasana panas semakin nyaman, meskipun matahari sangat terik. Sebelum menuju pintu keluar, kami menyempatkan diri menikmati area taman belakang. Ada gazebo kecil di mana untuk duduk dan beristirahat sambil menyantap bekal bagi yang membawa bekal. Tak lupa, aku juga melewati museum kecil di area kompleks ini. Di dalamnya terdapat koleksi artefak, foto, dan penjelasan tentang sejarah Candi Prambanan yang memperkaya pengalaman kami.
Perjalanan kami akhiri dengan mengunjungi toko suvenir di dekat pintu keluar. Aku membeli beberapa kaos dan daster untuk oleh-oleh keluarga dirumah, dan tak lupa kami juga mengunjungi pusat oleh-oleh bakpia pathok 25 yang terkenal itu. Melangkah keluar dari kompleks, hatiku terasa penuh. Prambanan bukan hanya sebuah tempat wisata, melainkan juga perjalanan mengenal sejarah dan budaya. Dengan senyuman puas, aku meninggalkan kawasan ini untuk menyebrang jalan menuju masjid dekat pintu masuk.