Cristian firmasyah atau lebih dikenal dengan nama Feri, dia Lulus dari SMA 1 Kalisat Tahun 2005 setelah lulus dia langsung bekerja sebagai pramuniaga atau pelayan Toko yang cukup dikenal alasan dia langsung bekerja karena tidak ada biaya untuk kuliah, entah tidak ada biaya atau dia sudah mulai lelah belajar karena aku tahu Feri berasal dari keluarga berkecukupan.
Bekerja sebagai pramuniaga dia lakukan dengan sabar, mulai dari menyapu, mengepel, mengelap kaca dan melayani pembeli tentunya, walau ada perasaan minder, tapi tetap dijalani dengan sabar karena dia sadar uang yang digunakan sepenuhnya untuk bertahan hidup meski gaji yang diterima tidak seberapa, Feri merupakan anak yang mendiri alis tidak bergantung pada orang tua walaupun pekerjaan tersebut tak sesuai dengan hati nuraninya tetap dijalaninya, akhirnya setelah satu tahun dia mendapatkan promosi jabatan menjadi seorang Merchandiser Display, yang ternyata tanggung jawab semakin berat dan Supervisor Feri kurang bersahabat dengannya, dia mencoba bersabar namun tiba waktunya ketika dia tidak bisa membendung amarahnya sehingga dia berkelahi dengan sang Supervisor plus mengundurkan diri dari pramuniaga di Toko tersebut.
Kurang lebih dua bulan Feri menganggur dan mulai kebingungan karena tidak ada pemasukan sama sekali, dia pun mulai bergaul dengan teman-teman sesama pengangguran di sekitar rumahnya yang ternyata menjurus pada kenakalan dan tindak kriminal, keadaan seperti itu berjalan selama dua tahun hingga akhirnya teman dari Feri berhasil ditangkap pihak berwajib, karena Feri khawatir menjadi korban selanjutnya akhirnya dia kabur ke Jakarta.
Di Jakarta Feri benar-benar menyesali perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi kenakalan dan tindak kriminalitas yang dijalaninya dengan bekerja serabutan, namun setelah 6 bulan dia pulang ke Jember. Pulang dari jember dia kemudian berpacaran dengan seorang perempuan tapi malang nasibnya terrnyata pacar Feri sudah mau dijodohkan orang tuanya namun Feri tahu jika pacarnya masih mencintainya dengan alasan tersebut Feri memberanikan diri untuk datang ke acara pertunagan pacarnya dengan semangat bagai film-film India.
Di acara pertunangan tersebut Feri tak segan-segan mendatangi ayah pujaan hatiya dan langsung menyatakan keinginannya untuk menikah dengan putri kesayangannya, tak pelak si Ayah marah dan akhirnya terjadi perkelahian antara Feri dan calon mertua hingga menyebabkan kue-kue yang ada disekitarnya tumpah dan menyulut ketegangan antar warga yang ada dilokasi tersebut.
Walau ayah perempuan tersebut bertindak kasar tidak sejengkal pun Feri mundur memperjuangkan cintanya bagai film Kabhi Khusi Kabhi Gham dia menyatakan cintanya di depan orang-orang yang ada diacara tersebut dan meminta pacarnya untuk memilih dia atau tuangannya dan ternyata sipujaan hati tetap memilih Feri, tidak sampai disitu keesokan harinya Feri membawa kabur perempuan tersebut dan menikahinya melalui wali hakim
Karena kelakukannya keluarga si perempuan melaporkan Feri ke Polsek tapi mujur masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan penengah dari pihak polsek.
Meskipun sudah menikah Feri belum memiliki pekerjaan, akhirnya istri mencoba peruntungan untuk bekerja sebagai penjaga etalase macam-macam asesoris dengan gaji 400 ribu rupiah dan Feri mencari pekerjaan sebagai penjual durian keliling.
Uang dari hasil jual durian dan gaji istri mereka sisihkan untuk persiapan kelahiran putra pertamanya tapi ternyata persalinan yang dilakukan sang istri tidak membutuhkan biaya sepeser pun alias gratis. Setelah istri melahirkan putra pertama, Feri menggantikannya untuk berjualan asesoris dan berhenti menjual durian karena sudah tidak musim lagi.
Awalnya Feri sempat frustasi karena gaji dari assesoris tidak mengalami perubahan akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti acara dzikir dan ngaji bersama tiap malam jumat untuk menenangkan hati dan setelah itu dia melihat dan mulai tertarik pada kesenian jaranan.
Awalnya Feri merasa senang melihat pertunjukan jaranan dan mulai mencoba untuk mempelajarinya dari awal dengan ikut salah satu grup di desannya, karena memang Feri memiliki bakat menari jadi dia kelihatan menonjol digrupnya, bagaimana tidak dulu waktu SMA kelas 3 aku pernah melihat dia menari breakdance dengan memperagakan gerakan bboy yang merupakan gerakan paling sulit breakdance. Akhirnya dia tidak boleh lagi bergabung di grup jaranan tersebut.
Tidak puas dengan itu akhirnya Feri memutuskan untuk membuat grup jaranan sendiri dengan nama PUTRA SAKTI, dia mulai mempelajari gerakan dan mendisain sendiri baju jaranan miliknya dengan modal seadanya dan mengajak teman-teman yang senasip dan sevisi dengannya, Feri kemudian membuat koregrafi yang original, lucu dan cukup extreame sehingga jaranan milik feri mulai di kenal kemudian sedikit demi sedikit akhirnya dia bisa membeli gamelan dan peralatan jaranan lainnya
Setelah dua tahun Feri mulai berfikir jika kesenian jaranan ini adalah passionnya dia pun memantapkan hati untuk terus menekuni kesenian ini dengan inovasi yaitu menggabungkan kesenian jaranan dengan Reog alasannya kesenian Reog di Jember utara masih belum ada yang mengembangkannya, akhirnya dia membuat dadak merak sendiri meskipun tidak sama persis, perjuangan membuat dadak merak itu pun tidak mudah karena harus mencicil selama 1 tahun dari hasil pertunjukan karena untuk mengumpulkan bahan cukup mahal dan setelah itu Feri menyadari kalau dia bisa hidup dari kesenian dan kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil dengan mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata Pemkab Jember, grup miliknya mendapatkan bantuan dana sehingga dia bisa membuat dadak merak satu lagi, hingga saat ini PUTRA SAKTI sudah memiliki 4 dadak merak.
Tidak sampai disitu saja Dewan Kesenian Jember DKJ memberikan fasilitas untuk akses pertunjukan keluar jember sehingga PUTRA SAKTI bisa tampil diluar kota Jember sampai di gedung kesenian Cak Durasim Surabaya hingga saat ini PUTRA SAKTI menjadi salah satu grup jaranan terbaik di kota Jember dengan tarif jutaan rupiah sekali tampil.
Bukan hanya itu Feri juga mengembangkan bisnisnya untuk berjulan distro baju-baju dan asesoris jaranan plus menyewakan properti jaranan.
Berikut kalimat kesuksesan yang dimiliki Feri
Hidup itu simple cukup berdoa dengan penuh keyakinan, berusaha dan syukuri apapun hasilnya insya allah rejekimu akan lancar, tak perlu ambisi karena itu akan menjatuhkanmu.
Kholid Rosyidi MN